Thursday, September 29, 2011 | By: Luna Biru

Saat hati menangis

Masa berjalan.

Dan,
Saat mataku pejam di dini pagi, aku berharap mata itu takkan terbuka lagi di dini yang sama. Ataukah aku bisa bangun dan menjadi permaisuri yang menyusun pengilat kuku di meja solek? Atau bisa saja jadi puteri merah jambu yang merengek minta perhatian? Nyatanya, aku masih aku yang berlumang peluh dan kesegalaan. Bosan ku zikir lelahku di dada sepi. Nyolong. Tak ada yang bisa dipenuhi. Apalagi mahu mengerti.

Angin, bawa aku pergi.

Terbangkan aku ke dunia yang entah apa-apa.

0 comments:

Post a Comment