Sunday, October 16, 2011 | By: Luna Biru

Kisah orang tua di dada cafe

Petang itu aku marah-marah dengan selaut caci maki yang kuhambur begitu saja ke langit hampa. Aku sendiri tidak tahu harus meledakkan marahku pada siapa, bahkan untuk siapa. Mungkin juga aku marahkan diriku sendiri kerana terlalu baik hati membantu orang hingga memerangkap diri sendiri. Atau saja aku tujukan kemarahan itu pada orang yang tidak tahu membalas kebaikan hatiku itu dengan cara yang wajar. Ah, kepada siapapun kemarahan itu kutujukan, yang nyatanya, saat itu aku betul-betul marah sampai tak mampu memandunya dengan bijaksana lagi.

Tiba-tiba seorang wanita si pelanggan restoran datang dan bertanya padaku punca aku jadi dengus-dengusan terus di hadapannya. Barangkali dia sudah mulai tidak selesa dengan perlakuanku yang uring-uringan itu. Aku meminta maaf padanya dan menjelaskan hal tersebut seringkas mungkin. Asal saja jadi sekadar excuse untuk menutupi kesalahanku.

Tahu apa jawapannya?

"Perbuatan yang baik tidak akan terhapus pahalanya sungguhpun kita berhenti berbuat baik. Redhakanlah perbuatannya. Kalaupun dia tidak membalasnya dengan baik, maka sesungguhnya Allah tidak pernah tidur untuk memberikanmu sejuta kebaikan atas segala kebaikan yang telah engkau berikan. Jangan mengungkit perbuatan baik kerana ia akan menghapuskan kebaikanmu..."


Gulp!

Aku tersentak seketika.

Subhanallah...

0 comments:

Post a Comment