Tuesday, January 3, 2012 | By: Luna Biru

Mistiknya diriku, Entry balas untuk Lina

Aku tertarik membaca entry dari seorang cousinku di blognya sejernih airmata yang bertajuk Mistiknya diriku. Maaf Lina kalau aku membalas entrymu di sini sebab ruang untuk menulis di bahagian komen agak terhad. Dan, cetusan ilham untuk membalas tulis ini adalah atas dorongan terkejut dan perkongsian pengalaman yang pernah sama.

Ok. Aku tak tahu sudah berapa cousinku pernah lalui peristiwa seperti ini. Tapi terus-terang saja, ia sudah banyak kali aku lalui dalam hidup aku. Ia bermula sejak aku berusia 5 tahun lagi. Dulu, Umi selalu fikir aku sudah pulang sekolah sedangkan waktu tu aku belum pun balik dari sekolah lagi. Lalu episod demi episod seperti itupun seperti tidak ada sudahnya. 'Aku' mula kelihatan di mana-mana hingga menimbulkan fitnah dan syak. Lama kelamaan, 'Aku' itu juga sudah mulai pandai memain peran yang akhirnya mengakibatkan fatal untuk maruahku. Satu-satunya perbezaan antara aku dan si duplicate itu adalah, ia tak pernah bercakap dan membalas pandang. Kelak, beritahu teman-temanmu Lina, kalau mereka melihat si copy cat itu lagi, suruh mereka bawa dia bercakap. Kalau ia tak menyahut, maka itu bukan kau yang asli.

Persoalannya, selama ini aku ingat cuma aku yang mengalaminya. Terlanjur membaca entrymu, aku merasa sangat lega rupanya kau juga mengalami hal yang sama. Namun wujud satu persoalan lain. Kalau bukan cuma aku yang mengalaminya, jadi itu bermakna ia adalah apa? Sedang kita berkait darah, maka adakah ia saka? Ataukah kebetulan saja kita mengalami peristiwa yang sama?

Dan aku?  Dari perasaan takut berganti rasa ingin tahu, dari rasa ingin tahu akhirnya sekarang sudah bertukar jadi perasaan tak kisah langsung. Si durjana cik copy cat itu sudah sering melakukan kerjanya dengan kesungguhan yang membatasi sabar akalku. Betapa aku teringin sekali berjumpa dengannya dan bertanya sendiri apakah maksud kehadirannya di dunia ini. Kalau Allah mengizinkannya wujud, maka aku benar-benar berharap agar Allah juga mengizinkan pertemuan kami. Sungguhpun, saat aku menaip entry ini aku merasa sangat seram sekali seolah-olah 'ia' ada di dekatku sambil tersenyum-senyum penuh dendam. Aku terbayang dia berkata macam ni; "Ooo...kau cabar aku ya...? Tunggu kau..."

Apakah ia? Dan siapakah ia? Wallahuaklam.

1 comments:

Post a Comment