Thursday, June 14, 2012 | By: Luna Biru

Kukerat rotan, ku patah arang.

Rotan kukerat,
arang kupatah
biar ampuh hatiku berkarat
takkan bisa kau cantum lagi
menjadi air yang telah kau cencang.

Kau dan aku bukan kiambang
dan sejarah bukanlah biduk
mana mungkin kita kan bertaut kembali
setelah serakahmu memusnahkan sungaiku.

Takkan kusimpan pun namamu di peti besi
atau wajahmu di galur keturunanku
sedang kau hanyalah sampah
pencemar daulat kebenaranku.

Enyahlah kau nun jauh ke pulau bagai manusia berkudis buta.

0 comments:

Post a Comment