Hari pertama, si cikgu ni datang dan membuat taklimat selama lebih setengah jam. Hari kedua, dia dengan biadapnya, masuk dari kelas ke kelas dan menjual barangannya; tanpa salam, tanpa ketuk pintu dan tentu saja, sangat menganggu PnP. Sudahnya, magik yang dilakukannya pada seninya tidak mampu dilakukan oleh murid-muridku. Belum pun tamat sekolah, kertas layang-layang sudah berhamburan sepanjang koridor. Aku terbayang-bayang betapa susahnya si ibu mencari duit RM5 untuk anaknya yang menangis-nangis untuk membeli barang yang dijualnya.
Aku janji akan perjuangkan tanda laranagan NO SALESMAN dipintu pagar sekolah.
0 comments:
Post a Comment