Then I can blame the whole world for the failure I get or for the mistake I made.
Tapi aku kena ingat bahawa satu jari telunjuk yang kutudingkan ke muka orang, sebenarnya ada empat jari lagi yang menuding ke mukaku sendiri.
Damn! Aku sepatutnya lebih melihat kesilapan dan kelemahan diri sebelum aku berani menyalak-nyalak macam anjing kelaparan.
Memang sialan jadi aku!
Hakikatnya, apapun yang terjadi, semuanya adalah bergantung pada diri kita sendiri. Kita tidak seharusnya membiarkan orang lain berkuasa kepada kita apalagi membiarkan mereka membuat keputusan untuk sesuatu yang penting dalam hidup kita. Pilihan di tangan kita sendiri. Kitalah yang berhak menentukan hitam putih kehidupan kita. Menjadikan orang lain alasan untuk gagal hanya akan menjerat diri dalam keterdukaan yang lebih jauh lagi. Manusia hanya mampu memberikan pendapat, mengacaukan pemikiran atau memberi gangguan emosi. Namun pada hujungnya, keputusan tetap berada di tangan kita sendiri.
Meski tujuan mengalah adalah berniat baik, namun sesuatu yang bermula dengan tidak baik itu tidak akan juga berakhir dengan baik. Memang susah menjadi ikhlas dan redha, apalagi untuk tidak menyalahkan orang lain. Tapi itulah yang perlu kulakukan hari ini, sekarang ini, pada detik ini juga. Alangkah malunya menjadi aku yang mengaku manusia berpendirian dan berprinsip tapi hakikatnya, aku hanyalah manusia lalang yang tunduk pada setiap kali angin bertiup. Pantang 'petir' bergema atau 'angin' meniup, aku terus tunduk rebah ke bumi. Shame on you-lah, Luna.
Kalau ada hikmah yang perlu kukutip pada semua musibah ini, maka inilah hikmahnya. Aku seharusnya menjadi lebih tegar mempertahankan hak aku, seperti mana manusia lainnya. Aku tidak seharusnya tunduk pada arus dan membiarkan orang lain terus menerus berkuasa pada kelemahanku. Aku sudah melalui ini dulu dan aku percaya aku akan berjaya mengatasinya lagi sekali.
Ya Tuhan, meski redha itu payah, tapi jangan pernah KAU lupa untuk membimbing aku.
0 comments:
Post a Comment