Wednesday, June 29, 2011 | By: Luna Biru

Seksa


Berahi itu menyeksaku
tertuang-tuang membatasi warasku
alangkah baiknya jika
nafsuku terandil lebih beradat
pasti kan ku syukuri nikmat
sekejap yang selalu belum sempat.

Ataukah aku sudah menjadi
sahabat pada dia yang bernama setan
membisik hawa rakus di celah qulbi
hingga aku jadi manusia haloba
yang dahaga pada kemuncak
yang benar-benar menganjal leka?

Berahi itu terus menyeksa aku
sampai aku sudah berpaling
memeras raksa pada sukma yang
tidak berwujud maujud di hadapanku.

0 comments:

Post a Comment