Sunday, June 26, 2011 | By: Luna Biru

Kekuatan Cinta Seorang Guru


Cinta. Kata yang dilahirkan dengan sejuta makna. Banyak definisi dan banyak pula interpretasi. Namun hakikatnya, cinta itu memiliki kelazimannya tersendiri, bahwa mencintai siapapun dan apapun, pastinya membenihkan kesetiaan dan pengabadian.
Menjadi seorang guru memerlukan kekuatan cinta. Semangat cintakan profesi mampu menjadikan kita lebih cekal dan matang dalam menghadapi sesuatu perkara yang di luar jangkaan. Sesungguhnya, bukanlah mudah menggalas amanah untuk menjadi seorang guru. Melalui ‘sentuhan’ seorang guru, maka terlahirlah barisan profesi yang jauh lebih gah dari namanya sendiri. Naiflah jika kita menjadi guru yang hanya berbekalkan teori pedagogi semata-mata.

Sejarah telah membuktikan bahawa kekuatan cinta yang lahir dari hati yang tulus mampu membuat sesuatu yang mustahil berubah menjadi nyata. Uniknya cinta, ia selalu punya jalannya tersendiri untuk membebaskan kita dari belenggu permasalahan. Maka, jika guru memiliki cinta dalam dirinya, pada detik itu pula ia akan mampu mengubah seorang murid yang pemalas menjadi rajin, murid yang pasif menjadi aktif, murid yang nakal menjadi disiplin, dan murid yang sangat manja menjadi murid yang mampu berdikari.
Mungkin untuk sampai ke tahap itu, kita akan melalui sebuah perjalanan yang sukar, terjal dan tandus. Perjalanan itu pastinya seringkali mengganjal kesabaran untuk mencapai telaga ketulusan. Seringkali, kita terjerat dalam tentangan yang sering menghampar ke laut perasaan seorang guru. Kekurangan prasarana sekolah, jarak yang jauh lagi melelahkan, tekanan kerja yang membebankan, serta kepayahan menggali potensi murid yang sudah terbalut dengan selimut malas dan degil selalu menguras sabar dan rasional.  Saat inilah kita mula mempertaruhkan cinta kita pada sebuah profesi yang mendaulatkan kemurnian perasaan kita.
Namun, seganas apapun ombak yang menerjah, jika guru itu bertekad kuat, sekuat mentari menyinari bumi, sudah pasti, aral yang melintang dapat kita tempuhi jua. Sesungguhnya, kita adalah adiwira yang menggerakkan sumber manusia ke arah satu enigma perubahan positif. Janganlah pernah berputus asa dalam usaha mengasah belakang parang kerana kita adalah jentera penggerak yang menjana transformasi pendidikan negara. Tanamkanlah niat dalam diri, cinta sejati dan keikhlasan pada profesi ini. Semoga setiap usaha kita dalam melentur buluh ini mendapat limpahan dan berkat dari Allah.

Selamat Hari Guru kepada semua warga pendidik di daerah Papar.

Terima kasih, Cikgu!

Diadaptasi dari 
http://bakibukukukakiku.blogspot.com/2010/05/kekuatan-cinta-sang-guru.html

Add caption

1 comments:

Atie said...

Tulisan hebat dari penulis yang hebat
bukan bias tapi hakikat....

Zue....
kalau ada manusia pencemuh di duniamu, maka keluarkan saja kekuatan semangat adiwiramu itu, biar mereka kalah dengan semangatmu. tidak perlu menggunakan segala kesaktian dalam membuktikan bahawa kau adalah seorang pengkarya yang hebat malah seorang guru yang ikhlas dan bersunguh-sungguh demi kebutuhan muridmu. semangat dan kesungguhanmu sudah cukup menewaskan kesombongan, cemuhan dan cacian mereka. Mungkin bukan satu perkara yang enteng, banyak perjalanan masa diperlukan....untuk itu kau ambillah selama mana masa yang kau perlukan. kau tentukan sendiri banyak mana masa yang kau perlukan...sebab aku yakin hasilnya nanti adalah sesuatu yang sangat bernilai dan menggembirakan kau malah orang di sekelilingmu jua.

Post a Comment