Saturday, June 18, 2011 | By: Luna Biru

Remaja di tembok





Kelmarin aku lihat
ada sepasang kekasih bertengkar di taman.
Si dara merajuk dan lari
si teruna mengejar lalu memanjat tembok
buk! Jatuh dia melompat dari dinding batu yang tinggi.
Tapi si dara tak mahu berhenti juga
dia terus saja berlari
setelah tentu saja, dia melihat kekasihnya masih selamat.

Petangnya kulihat mereka ketawa lagi
sambil mendongak di tembok yang sama
baru sedar betapa jauhnya dia berlari
atau betapa tingginya dia melompat.
Aneh, fikirku.
Ada-ada saja cinta anak-anak
bisa berkelahi macam setan mengamuk
Sekejap, lalu berbaik lagi.

Hari ini remaja itu sudah setua aku
atau, kami kah remaja itu?
Kenapa masih seperti anak-anak?
Mungkin cinta bukan aneh.
Tapi tidak pernah tua.

Aku tak tahu mesti ketawa atau menangis.

0 comments:

Post a Comment