Kepalaku makin sakit. Sudah seminggu atau lebih sedikit ku menahan kesakitan itu. Bila mata kupejam dan kubuka kembali, aku dapati pelupuk mata sebelah kiriku lambat membuka. Kini mata itu makin menyipit, meninggalkan kesan pada seluruh wajah bila kedua mata sudah tidak lagi sama saiznya.
Aku berharap aku dapat berteriak-teriak mengadu sakitku. Atau mengerang-ngerang sepanjang waktu mengemis ehsan dan simpati orang. Aku juga berharap agar aku dapat uring-uring meledak marahku sesuka nafsuku. Bukankah semua orang begitu kalau lagi sakit? Kenapa tidak aku pun beraksi sama?
Tapi aku tak bisa melakukan itu semua. Bukan diriku. Sakit yang membisa ini tak juga mampu mengambil diriku. Sama seperti kesakitan dalam jiwa yang sedang kualami dalam masa yang sama ini. Ku berharap benar agar aku dapat buktikan yang aku bisa menyahut cabaran.
Tapi aku benar-benar tak bisa.
Bukan diriku.
Nothing has rights to take away me from myself.
0 comments:
Post a Comment