Saturday, December 14, 2013 | By: Luna Biru

Oktava

Aku menuliskan sejarah dunia dengan darah… di atas dahimu, di atas dahiku…
tiga belas sentimeter sebelum kau menuntaskan tarian itu, segala sesuatu
selalu berubah menjadi lebih pengap, lebih gelap dan membosankan.
Aku tak ingin tinggal.. Sekalipun kau muntahkan semua sesalmu,
tulisan ini akan terus berteriak mencaci maki mu.

Kau hanya sisa sisa hujan. Pergilah—cepatlah mengalir.
Kau hanya sisa sisa mimpi panjang yang membosankan. Pergilah—cepatlah usai.

Puisi dari sini

0 comments:

Post a Comment