Tuesday, December 24, 2013 | By: Luna Biru

Kisah The Village in The Valley

Kisah ini menceritakan tentang sebuah desa terpencil yang berada di tengah lembah. Desa ini dikelilingi oleh gunung tinggi dan tebing - tebing yang terjal. Namun desa ini cukup makmur, penduduknya merasa nyaman tinggal di desa ini. Tingkat kebudayaan mereka masih tergolong primitif, ya anggaplah saat manusia berada pada jaman perunggu.Kisah di sini
Alam di desa dan di sekitarnya amat indah dan bersahabat. Pemandangannya eksotis, tanah subur, ternak pun melimpah. Seperti surga rasanya ..

Di desa itu hidup sebuah keluarga, ayah, ibu dan 4 anak. Ke-4 anak ini lain dari yang lain. Mereka mempunyai rasa penasaran yang luar biasa. Mereka sering sekali bertanya ini dan itu kepada siapapun yang mereka kenal. Akhirnya tetua suku mendatanginya dan berusaha menjawab pertanyaan - pertanyaan terbesar mereka.
1. Apakah ada desa lain diluar sana selain desa kita ini ?
2. Sejak kapan kita berada di tempat ini ?
Hmmm... Sepertinya, yang nomor dua dulu saya ya. Tetua itu menjawab dengan sebuah mitos pendek:
"Dewa di langit melihat tempat ini begitu indah, sehingga turun kemari dan membuat desa ini. Namun karena mereka menginjakkan kaki di tanah terlalu lama, mereka menjadi manusia. Kita adalah keturunan dari mereka, dan lewat tetua seperti sayalah kalian bisa berkomunikasi dengan dewa yang masih di langit. Tak jauh dari sini kita bisa melihat reruntuhan desa kuno dengan bangunan yang luar biasa !"

Ke-4 anak tersebut semakin bingung. Tapi okelah, setidaknya ini jawaban yang paling keren dibanding yang lainnya.
Pertanyaan kedua memiliki jawaban yang lebih pendek :
"Tak ada. Kakek nenek buyut kaliat telah mencoba mendaki gunung di sekitar desa kita dan hanya melihat awan. Tak ada apa2 disana. Lingkungannya tidak bersahabat. Jangan sekali - kali mencoba mendakinya kecuali kalian berani menantang maut !! "
Wah... ini dia ! Mantap buat dicoba.
Setelah debat panjang dengan orang tua mereka, mereka diperbolehkan pergi juga. Mereka berpisah, masing - masing pergi ke-4 jurusan yang berbeda.
Mereka mendaki dan menaiki gunung berhari - hari lamanya. Berkemah, lalu naik ke atas lagi. Pohon dan rumput pun sudah mulai menipis. Ternak pun sudah tidak ada. Di perjalanan mereka tidak menemukan sebuah desa pun. Mereka berpikir "Ya.. wajarlah, mana ada yang desa di alam gunung yang ganas ini".
Suatu saat anak pertama melihat gunung tinggi di depannya

Mendakinya dan apa yang dia lihat :

Dia melihat awan dan... tak ada apa2. Dia yakin sudah berada di ujung bumi.
Anak kedua juga sampai pada gunung yang tinggi dan melihat

Gunung yang amat terjal, agak gersang, dan berakhir di awan2. Kondisi alam amat keras, ia pun menyerah dan kembali.
Anak ketiga juga merasa sudah berada di puncak dan dia melihat :

Padang awan. Dia menyimpulkan bahwa desa dia dan sekitarnya itu ternyata melayang - layang karena dibawah hanya ada awan.
Anak keempat melihat sesuatu yang agak berbeda. Ya dia melihat gunung dan awan

Dibalik awan ada gunung lagi, ada awan lagi dan ada gunung lagi. Ada gunung yang teramat sangat jauh sekali ! Dia berpikir "Jika ada gunung, mungkinkah ada lembah? Jika ada lembah, mungkinkah ada desa disana? Lalu dimanakah batas gunung2 itu? Sejauh mataku memandang, ada begitu banyak gunung, seolah tak berujung."


Setelah mereka kembali, anak pertama sampai ketiga setuju bahwa desa mereka adalah satu - satunya di bumi dan mereka telah menemukan ujung bumi. Namun tidak dengan anak keempat ! Dia yakin ada desa lain dibalik gunung - gunung itu. Dia yakin bahwa desa ini amat kecil dibandingkan bumi. Dia yakin bahwa ke-3 saudaranya itu salah! Bumi terlalu luas dan kita terlalu sombong jika kita berpikir kita sendirian dan paling spesial !

0 comments:

Post a Comment