Kita adalah khalifah hebat yang diutus Allah lengkap dengan segala kesempurnaan akal. Kita bisa berfikir, bisa menaakul, bisa mencipta bahkan mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan segala sesuatu yang demikian rumitnya pun, dengan izinNya. Kita dianugerahi akal hingga kita tahu mengemulsi dari seekor ulat bulu menjadi benang, lalu dari benang menjadi kain, kain dijahit menjadi baju, baju dipakai menghias diri...dan begitulah seterusnya...
Malangnya, kemampuan akal bertindak sering terganggu oleh sang emosi yang lebih bijak bermain peran. Lalu segala kebijaksaan pun bersepahlah hingga akhirnya kita menyesali segala tindakan kita yang gegabah memilih jalan. Namun aku percaya bahawa segala kesilapan bukanlah sebenarnya memandu kita ke laut mati yang nestapa. Bagi aku, setiap langkah yang terhayun ke arah kesilapan adalah membuka jalan untuk kita kembali mengemudi akal. Mungkin kita akan tersesat beberapa waktu oleh rasa egois dan beban konsekuensi. Tapi percayalah, kalau semua itu mampu ditebang, maka di hadapan kesilapan itu, ada terbentang sejumlah jalan penyelesaian yang telah disediakan untuk kita. Hanya tinggal kita untuk mahu ke sana, atau berhenti di simpang kesilapan.
Allah sentiasa sayangkan hambaNya. Peganglah itu.